BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Konflik
merupakan pertentangan pendapat antara orang-orang, antar kelompok, dan antar organisasi-organisasi dalam
masyarakat.
Perlu
kita ingat bahwa sekarang ini berbagai macam perkembangan dan perubahan sering
muncul dalam bidang manajemen. Rasionalnya apabila dugaan timbulnya perbedaan
pendapat, keyakinan, serta ide-ide maka akan menghasilkan suatu konflik.
Dalam
kehidupan bermasyarakat tentunya kita sebagai seorang individu banyak
memerlukan bantuan orang lain, dalam hal bekerja sama pun perlu mempererat satu
sama lain dalam rangka mengejar sasaran yang kita inginkan, upaya mengasumsi
cukup beralasan bahwa dengan berlangsungnya waktu yang kiranya cukup lama,
tentunya timbul perbedaan pendapat antar mereka.
Perlu
di ingat bahwa konflik sulit dihindari dalam hidup bermasyarakat, maka aproach
yang baik di terapakan para manajer adalah pendekatan yang memanfaatkan
konflik, hingga tetap efektif dalam mencapai sasaran yang di inginkan.
Sebagai
bagian norma dari perilaku manusia pendekatan konflik dapat di manfaatkan
sebagai alat untuk mempromosikan dan mencapai perubahan-perubahan yang di
inginkan.
B.
Rumusan
Masalah
Permasalahan
yang di kemukakan dalam makalah ini adalah
1.
Apa yang di maksud dengan
konflik?
2.
Apa yang menyebabkan terjadinya
konflik dalam organisasi?
3.
Jenis konflik apa saja yang ada
di dalam organisasi?
4.
Bagaimana konflik di dalam
organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik, dalam
kamus besar Bahasa Indonesia (2002) diartikan sebagai percekcokan,
perselisihan, dan pertentangan.
Pengertian
konflik menurut para ahli :
1.
Kartono dan Gulo (1987)
Konflik adalah ketidaksepakatan dalam satu
pendapat emosi dan tindakan dengan orang lain.
2.
Robbin
Konflik adalah Suatu ketidakcocokan sebagai suatu
konflik satu pihak tidak memahami adanya ketidakcocokan tersebut.
3.
White & Bednar (1991)
Konflik adalah suatu interaksi antara
orang-orang atau kelompok yang saling bergantung merasakan adanya tujuan yang
saling bertentangan dan saling mengganggu satu sama lain dalam mencapai tujuan
itu.
4.
Cassel Concise (2003)
Konflik adalah suatu pertarungan, suatu
benturan, suatu pergulatan, pertentangan kepentingan, opini-opini atau
tujuan-tujuan, pergulatan mental, penderitaan batin.
5.
Mangkunegara (2001)
Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi
antara apa yang diharapkan oleh seorang terhadap dirinya, orang lain, orang
dengan kenyataan apa yang diharapkan
Dari definisi-definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa konflik adalah perselisihan atau perjuangan di antara dua
pihak yang ditandai dengan menunjukkan permusuhan secara terbuka dan atau
mengganggu dengan sengaja pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya.
B. Sebab-sebab terjadinya konflik
dalam organisasi
Organisasi merupakan kumpulan dari beberapa
orang bahwa kelompok semua orang atau kelompok dalam sebuah organisasi sudah pasti
memiliki tujuan dan pandangan masing-masing dari kerjanya dalam organisasi.
Mereka bersaing untuk mencapai kepentingannya masing-masing dalam organisasi
tersebut. Hal ini juga ditandai dengan perbedaan yang ada mengenai segala macam
sifat dalam anggota organisasi.
Perbedaan-perbedaan yang ada akan menimbulkan perselisihan paham antara para anggota organisasi. Perselisihan paham ini dinamakan konflik. Konflik ini bisa muncul secara terus menerus apabila manajer dalam organisasi tersebut tidak bisa menciptakan situasi sepaham dalam semua anggota organisasi. Konflik tidak dapat dihindari dalam suatu organisasi karena disebabkan oleh perbedaan-perbedaan yang datangnya dari dalam sifat manusia. Sifat manusia ini bukanlah hal yang dengan mudah bisa diubah.
Munculnya konflik dalam sebuah organisasi tidak selalu bersifat negatif. Konflik bisa dijadikan alasan untuk mengadakan perubahan dalam keorganisasian. Perubahan ini dapat terjadi apabila manajer mengadakan evaluasi terhadap perbedaan pandangan antar elemen-elemen organisasi.
Orang telah menemukan sumber-sumber konflik potensial antara
lain :
a.
Interdependensi subunit-subunit
yang ada
b.
Tujuan-tujuan subunit yang
berbeda
c.
Faktor-faktor birokratik
d.
Kriteria kinerja tidak
kompatibel (tidak sesuai)
e.
Persaingan untuk mendapatkan
sumber-sumber daya
C. Pola Konflik (menurut G.R.
Terry)
Biasanya
konflik mengikuti pola yang teratur, yang terdiri dari empat macam hal yaitu :
1)
Timbul suatu krisis tertentu
Adanya bahaya potensi tertentu akan mengancam mereka
pengoperasiannya secara harmonis dan eksistensi dalam organisasi yang
bersangkutan.
2)
Gejala eskalasi ketidaksesuaian
paham terjadi
Pihak manajemen mulai menarik perhatian konflik secara
langsung, dirasakan perlu adanya tindakan-tindakan korektif, walaupun pada
tahapan ini hal tersebut tidak diduga.
3)
Konfrontasi menjadi pusat
perhatian
Hal ini terjadi akan menyebabkan terjadinya
pembicaraan-pembicaraan antara para manajer yang menduduki peringkat lebih tinggi,
biasanya disampaikannya janji-janji untuk meneliti keluhan yang ada, kemudian
orang mulai menyusun rencana untuk tindakan selanjutnya.
4)
Krisis selanjutnya dialaihkan
dalam arti :
Keluhan-keluhan yang disampaika dapat dibenarkan atau tidak
dalam melakukan penelitian. Dipersoalkan proses-proses prosedur yang diusulkan
kemudian diambil keputusan penerimaan atau penolakan.
Lewis
A coser mengemukakan bahwa konflik mempunyai segi-segi positif yaitu :
1.
Konflik
dalam
a)
Penggantian pimpinan yang lebih
berwibawa, penuh ide baru dan semangat baru
b)
Perubahan tujuan organisasi
yang lebih mencerminkan nilai-nilai yang disesuaikan dengan perubahan situasi
dan kondisi
c)
Pelembagaan konflik itu
sendiri, artinya konflik disalurkan agar tidak merusak susunan atau struktur
organisasi, dengan demikian konflik tidak dipadamkan tetapi dialirkan sesuai
dengan kehendak anggota sehingga tercipta tata susunan baru peraturan permainan
dalam organisasi
2.
Konflik
dengan organisasi lain mengkin dapat :
a) Lebih
mempersatukan para anggota organisasi
b) Mendatangkan
kehidupan baru didalam hal tujuan serta nilai organisasi
c) Lebih
menyadarkan para anggota terhadap strategi serta taktik lawan
d) Sebagai
suatu lembaga pengawasan masyarakat
D. Jenis-jenis konflik
Ada
beberapa macam jenis konflik yang perlu
kita ketahui antara lain :
1. Konflik-konflik instrumental
adalah
konflik yang mempersalahkan tujuan-tujuan dan cara-cara penentuan struktur dan
prosedur supaya dapat memenuhi tujuan yang telah ditentukan. Konflik ini
mengandung sifat ‘zakelijk’ (tidak pribadi) dan mengarah kepada tugas.
2. Konflik-konflik
sosial-emosional
adalah
konflik yang muncul akibat identitas sendiri yang muncul menjadi masalah,
mengandung emosi yang kuat, bertalian dengan citra diri yang dimiliki orang,
dan bertalian dengan cara bagaimana orang-orang menangani hubungan-hubungan
pribadinya.
3. Konflik-konflik kepentingan
adalah ketegangan-ketegangan yang muncul pad
waktu membagi barang-barang langka., dan organisasi mengembangkan pandangan
tentang posisi pihak sendiri terhadap lain pihak.
Suatu alasan penting untuk
menangani ketiga pembeda diatas bahwa kegiatan yang seharusnya dilakukan
sendiri oleh mereka yang bersangkutan untuk mengatasi jenis konflik
masing-masing bertalian macamnya. Menghadapi kepentingan-kepentingan yang
berlawanan, misalnya memerlikan strategi-strategi yang sangat berlainan dari
pihak-pihak untuk menghadapi masalah instrumental. Untuk dapat menangani
kepentingan-kepentingan yang berlawanan secara sukses ternyata perlu adanya
suatu teknik tertentu, yang secara fundamental berbeda dari metode-metode yang
cocok pada pencarian dibidang tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, tugas-tugas dan
prosedur-prosedur.
E. Fase-fase konflik :
1.
Fase Klasik
Fase yang memandang konflik pada
organisasi-organisasi sebagai hal yang bersifat disfungsional, dan sebagai
suatu ketidaksempurnaan sementara pada organisasi-organisasi, yang apabila
diberi waktu dan manajemen yang baik dapat di tiadakan secara sempurna.
2.
Fase Hubungan antarmanusia
Fase yang berkaitan dengan pemikiran tentang
konflik mengakui eksistensi konflik. Akan tetapi konflik cenderung dianggap
sebagai hal yang dapat dihindari dan sebagai hal yang perlu diatasi.
3.
Fase Kontemporer
Fase yang menganggap bahwa konflik bukanlah baik ataupun
buruk bagi organisasi-organisasi, sesungguhnya konflik tidak dapat dihindari
dari organisasi-organisasi.
F. Konflik di dalam
Organisasi-organisasi
Konflik dalam organisasi dapat muncul karna
adanya ketidaksesuaian paham pada sebuah situasai sosial yang pokok-pokok
pikiran tertentu dan terdapat adanya antagonisme emosional.
Konflik-konflik
sustansif meliputi ketidaksesuaian paham tentang hal seperti tujuan, alokasi
sumber daya, distribusi imbalan, kebijakan, prosedur, dan penugasan pekerjaan.
Konflik-konflik
emosional timbul karena perasaan marah, ketidakpercayaan, ketidaksenangan,
takut dan sikap menentang, maupun bentrokan-bentrokan pribadi.
Kedua
macam konflik tersebut tidak dapat dihindari pada organisasi.
Konflik-konflik dapat dimanajemen dengan baik,
karena dapat bermanfaat dalam hal menunjukkan kreativitas dan inovatif. Sebab
konflik memiliki sisi konstruktif maupun inovasi.
Konflik
Destruktif
Konflik yang menimbulkan kerugian bagi
individu atau organisasi yang terlibat didalamnya.
Banyak keadaan dimana kolflik dapat
menyebabkan orang mengalami goncangan jiwa, maka hal tersebut akan menghambat
oprasi-oprasinya.
Kerugian
yang ditimbulkan karena konflik destruktif yaitu :
1.
Perasaan cemas atau tegang yang
tidak perlu atau yang mencengkam
2.
Kominikasi yang menyusut
3.
Persaingan yang makin menghebat
4.
Perhatian yang makin menyusut
terhadap tujuan bersama
Konflik destruktif yang secara
menyeluruh dapat menyebabkan berkurangnya efektifitas individu, kelompok,
organisasi, karena terjadi gejala menyusutnya produktifitas dan penyusutan.
Konflik Konstruktif
Konflik yang menyebabkan timbulnya
keuntungan-keuntungan dan bukan kerugian bagi individu dan organisasi yang
terlibat didalamnya.
Keuntungan dari konflik
konstruktif
1. Kreativitas dan inovasi yang meningkat
2. Upaya yang meningkat (itensitasnya)
3. Ikatan (kohesi) yang makin kuat
4. Ketegangan yang menyusut
Faktor yang menentukan apakah
konflik itu menguntungkan atau tidak bagi suatu organisasi :
a.
Intensitas konflik tersebut
b.
Bagaimana baiknya konflik
tersebut dimanaje
G. Situasi-situasi konflik tipikal
adalah :
a.
Konflik
di dalam individu sendiri
Konflik bisa meresahkan bagi orang yang berhubungan dengannya.
Konflik yang lebih mencemaskan secara potensial dapat disebut konflik yang
melibatkan individu sendiri.
Persepektif tentang konflik didalam individu sendiri mencakup
empat macam situasi alternatif antara lain :
1.
Konflik pendekatan-pendekatan (APPROACH-APPROACH
CONFLICT)
Seseorang harus memilih antara
dua buah alternatif behavioral yang sama atraktif
2.
Konflik menghindari-menghindari
(AVOIDANCE-AVOIDANCE CONFLICT)
Orang dipaksa untuk melakukan
pilihan antara tujuan yang sama tidak atraktif dan tidak di inginkan.
3.
Konflik pendekatan-pendekatan
(APROACH-APROACH CONFLICT)
Karena adanya keinginan untuk mencapainya seseorang harus di
dorong ke arah tujuan tertentu, tetapi secara simultan orang didesak untuk
menghindarinya, karena adanya aspek yang tidak diinginkan.
4.
Konflik pendekatan-menghindari
multipel
Orang
mengalami kombinasi-kombinasi multipel dari konflik pendekatan menghindari.
b.
Konflik
antar pribadi atau konflik
individu-dengan-individu
Konflik antar pribadi terjadi antara seorang individu atau lebih.
Ini merupakan bentuk utama konflik yang di hadapi oleh para manajer.
c.
Konflik
antar kelompok
Konflik antar kelompok menyebabkan upaya koordinasi dan integrasi
sebagai suatu jaringan kerja yang saling kait mengait.
d.
Konflik
antar organisatoris
Konflik antar organisasi dapat mencirikan perusahaan swasta, akan
tetapi konflik antar organisasi merupakan persoalan yang lebih luas dari konflik
lainnya. Konflik ini dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian paham antara
serikat dan organisasi yang mempekerjakan anggota-anggota mereka.
Faktor-faktor kunci yang perlu
dipertimbangkan pada setiap situasi
konflik adalah :
1.
Perbedaan-perbedaan tentang
fakta-fakta
Informasi yang diperoleh perlu
dibagikan harus dilakukan tindakan untuk mengecek validitas data, lebih banyak
data perlu dikumpulkan dari sumber-sumber luar yang dipercaya.
2.
Perbedaan-perbedaan tentang
metode-metode
Sasaran-sasaran umum perusahaan
perlu diingat, perbedaan yang sedang berlangsung harus dianggap sebagai
perbedaan tentang alat dan bukanlah perbedaan tentang tujuan, alternatif lain
diluar sistem yang diotomatisasi, yang di usulkan perlu dipelajari.
3.
Perbedaan-perbedaan tentang
tujuan-tujuan
Pimpinan bagian atau departemen
akuntansi perlu dijelaskan, masing-masing tujuan perlu diperbincangkan, dan
perlu direvisi relatif dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan yan bersangkutan.
4.
Perbedaan-perbedaan tentang
nilai-nilai
Presiden perusahaan dan sang
akuntan harus saling memahami nilai-nilai tentang fungsi-fungsi penyimpanan
arsip. Perlu diupayakan untuk mengetahui dimana wilayah tumpang tindihnya
nilai-nilai yang mengandung konsistensi-konsistensi tertentu.
H. Metode-metode untuk megurangi
konflik
a.
Masing-masing kelompok yang
diberi informasi yang menguntungkan tentang kelompok yang berhadapan dengan
mereka
b.
Kontak sosial yang meyenangkan
antara kelompok-kelompok diintensifakan dengan jalan makan bersama atau nonton
bersama
c.
Pimpinan-pimpinan kelompok
diminta untuk bernegosiasi dan memberikan informasi positif tentang kelompok
yang berhadapan dengan mereka
Metode-metode
yang sering di gunakan dalam menyelesaikan konflik yaitu:
1.
Dominasi atau Supresi
2.
Kompromis
3.
Pemecahan problem secara
integratif
Metode stimulasi konflik
Metode stimulasi konflik meliputi : 1)
perpasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok, 2) penyusunan kembali
organisasi, 3) penawaran bonus, pembayaran intensif dan penghargaan untuk
mendorong persaingan, 4 )pemilihan manajer-manajer yang tepat , dan 5)
perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.
Cara
menyelesaikan konflik
Bila keadaan tidak saling
mengerti serta situasi penilaian terhadap perbedaan antar anggota organisasi
itu makin parah sehingga konsesus sulit di capai, maka konflik pun tak
terelakkan. Pimpinan dapat melakukan tindakan alternatif seperti dikemukakan
dibawah ini antara lain :
a)
Menggunakan kekuasaan,
melaksanakan pendapat dengan dengan mengatakan siapa pimpinan dan yang akan
mengundurkan diri
b)
Konfrontasi, menyelesaikan
melalui persetujuan semua pihak tidak dapat dicapai, hal itu dibiarkan agar
pihak-pihak merenungkan pendapat masing-masing
c)
Komprmi, pihak yang satu
mengorbankan sesuatu agar memuaskan pihak yang lain
d)
Menghaluskan situasi, usaha
mempertahankan status-quo tetapi secara informal berusaha menyelesaikan
persoalan yang sepele
e)
Pengunduran diri, pimpinan
melarikan diri dari situasi yang timbul dan tidak berusaha untuk
menyelesaikannya sama sekali.
Peranan
konflik dalam organisasi
Secara
tradisional pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana
dan optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas anggapan-anggapan sebagai
berikut :
1.
Konflik menurut devinisinya
dapat dihindarkan
2.
Konflik diakibatkan oleh para
pembuat masalah, pengacu dan primadona
3.
Bentuk-bentuk wewenang
legalistik seperti “berjalan melalui saluran-saluran” atau ”berpegang pada
aturan” ditekankan
4.
Korban diterima sebagai hal
yang tak dapat dielakkan
BAB III
KESIMPULAN
Bahwa konflik dalam organisasi merupakan
pertentangan pendapat antara orang- orang, antar kelompok, dan antar
organisasi-organisasi dalam masyarakat yang terlibat. Dalam kehidupan
masyarakat memanglah cukup sulit untuk menghindari adanya suatu konflik, karena
suatu konflik akan sering muncul manakala perbedaan pendapat sering terjadi
antar pihak. Konflik pun akan terjadi bermacam-macam jenisnya antara lain :
konflik konstrukrif dan konflik destruktif.
Konflik konsrtuktif adalah konflik yang
menyebabkan timbulnya keuntungan-keuntungan dan bukan kerugian-kerugian bagi
individu dan organisasi yang terlibat di dalamnya. Sedangkan konflik destruktif
adalah konflik yang menimbulkan kerugian bagi individu atau organisasi yang
terlibat di dalamnya.
Kerugian
yang ditimbulkan karena konflik destruktif yaitu :
1.
Perasaan cemas atau tegang yang
tidak perlu atau yang mencengkam
2.
Kominikasi yang menyusut
3.
Persaingan yang makin menghebat
4.
Perhatian yang makin menyusut
terhadap tujuan bersama
Keuntungan dari konflik konstruktif
1.
Kreativitas dan inovasi yang meningkat
2.
Upaya yang meningkat (itensitasnya)
3.
Ikatan (kohesi) yang makin kuat
4.
Ketegangan yang menyusut
Metode
yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik yaitu:
1)
Masing-masing kelompok yang
berkonflik diberi informasi yang menguntungkan tentang kelompok yang berhadapan
dengan mereka
2)
Kontak sosial yang menyenangkan
antara kelompok-kelompok diitensifkan dengan jalan makan bersama atau nonton
bersama
3)
Pemimpin-pemimpin kelompok
diminta untuk bernegosiasi dan memberikan informasi positif tentang kelompok
yang berhadapan dengan kelompok mereka
Adapun
cara-cara untuk menyelesaikan Konflik antara lain :
1.
Menggunakan kekuasaan,
melaksanakan pendapat dengan dengan mengatakan siapa pimpinan dan yang akan
mengundurkan diri
2.
Konfrontasi, menyelesaikan
melalui persetujuan semua pihak tidak dapat dicapai, hal itu dibiarkan agar
pihak-pihak merenungkan pendapat masing-masing
3.
Komprmi, pihak yang satu
mengorbankan sesuatu agar memuaskan pihak yang lain
4.
Menghaluskan situasi, usaha
mempertahankan status-quo tetapi secara informal berusaha menyelesaikan
persoalan yang sepele
5.
Pengunduran diri, pimpinan
melarikan diri dari situasi yang timbul dan tidak berusaha untuk
menyelesaikannya sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1982.
Organisasi Perusahaan. Yogyakarta :
BPFE.
Handoko, Hani. 1984. Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Winardi. 1994. Manajemen konflik. Bandung : Mandar
Maju.
Winardi.
2003. Teori Organisasi dan
Pengorganisasian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar